Siswa di salah satu SD di Kota Cirebon tengah menikmati MBG |
CN -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon menemukan sejumlah kendala dalam pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Pelaksanaan di lapangan (MBG), masih menghadapi berbagai kendala,” tutur Kepaka Dinkes Kota Cirebon, Siti Maria Listiawaty, Jumat, 7 November 2025. Dijelaskan Maria, beban kerja dapur yang memasak menu MBG cukup tinggi karena porsi besar yang harus dimasak. "Porsi yang terlalu besar bisa memengaruhi kecepatan dapur dalam mempersiapkan makanan. Kadang karena takut tidak selesai tepat waktu, standar keamanan pangan jadi terabaikan," jelas Maria.
Sehingga Dinkes Kota Cirebon pun, lanjut Maria, mendorong Korwil BGN, Dinas Pendidikan (Disdik), kepala sekolah, dan yayasan selaku penyelenggara MBG untuk saling berkoordinasi sehingga antara waktu pengiriman dan konsumsi bisa lebih sinkron.
Dijelaskan Maria, Dinkes Kota Cirebon selalu mengingatkan agar makanan dalam program MBG dikonsumsi maksimal empat jam setelah matang. Ini sesuai dengan petunjuk teknis (juknis) terbaru dari Badan Gizi Nasional (BGN) untuk mencegah terjadinya keracunan pangan, khususnya pada anak-anak penerima manfaat.
Setiap kali ada laporan dugaan keracunan, Maria mengaku pihaknya selalu menelusuri waktu antara proses memasak hingga makanan dikonsumsi. Dari hasil evaluasi, keterlambatan konsumsi menjadi salah satu faktor risiko."Beberapa kali kalau ada kejadian, kami selalu menanyakan makanan matang jam berapa. Karena sesuai juknis BGN, makanan harus dikonsumsi maksimal empat jam setelah matang," tutur Maria.
Empat jam merupakan standar keamanan pangan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui bimbingan teknis resmi."Empat jam itu adalah batas aman. Karena setelah makanan matang, ada proses pemorsian, distribusi, hingga sampai ke anak-anak penerima manfaat. Semua proses itu berpengaruh terhadap kualitas dan keamanan makanan," jelasnya.
Kendala lainnya, lanjut Maria, yaitu faktor penyimpanan dan pengiriman makanan. Beberapa armada pengangkut makanan diketahui belum dilengkapi fasilitas pendingin (AC), padahal kondisi suhu di Kota Cirebon cukup panas. “Beberapa kendaraan pengantar MBG belum ber-AC. Padahal pendinginan itu penting untuk menjaga kualitas makanan, apalagi di cuaca panas seperti Cirebon," tutur Maria.
Dijelaskan Maria, tujuan MBG sangat baik dan memiliki tujuan mulia untuk menyiapkan generasi emas 2045, sehingga kualitas makanan harus menjadi prioritas utama. “Karena itu, mari kita duduk bersama untuk mengurai kesulitan di lapangan agar program ini bisa berjalan dengan aman dan bermanfaat bagi anak-anak," tutur Maria. (Hid)